Melalui Demokrasi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya manusia
Dihadiri Oleh :
Rektor Universitas Mataram : Prof. Ir. H. Sunarpi, Ph.D.
Pembina STIT Palapa Nusantara : Prof. Dr. H. Agil Al Idrus, M.Si.
Ketua STIT Palapa Nusantara : Drs. H. L. Moh. Fahri, M.H.
Dunia pintu gerbangnya adalah membaca, ilmu pengetahuan pintu gerbangnya juga membaca, peradaban pun juga dibangun dengan bacaan-bacaan. Kalau kita lihat perjalanan bangsa-bangsa di dunia, bangsa-bangsa di Eropa misalnyaperadabannya lahir dari membaca, sedangkan peradaban Islam sumbernya dari al-Qur’an. Kalau peradaban negara-negara Eropa berasal dari tulisan manusia, yang apapun dibuat oleh manusia itu tidak akan pernah kekal, pasti ada batasnya dan waktunya sehingga pantaslah jika peradaban tersebut dapat berakhir. Namun Subhanallah Nabi Muhammad SAW membangun peradaban di Madinah yang dasarnya adalah al-Qur’an yang rahmatan lil ‘alamin. Al-Qur’an tidak akan pernah luntur sampai kapan pun, al-Qur’an diturunkan dan dipelihara oleh Allah dan tidak akan pernah ada orang yang bisa mengganggunya, inna nahnu nazzalna zikra wa inna lahu laha fizun, sesungguhnya al-Qur’an itu Aku turunkan dan pelihara selamanya. Al-Quran diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril lamanya 22 tahun 2 bulan dan 20 hari. Selama kurun waktu itu Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat ayat demi ayat yang kemudian dicontohkan dalam setiap perilaku kehidupan beliau dan diikuti oleh para sahabat, kemudian pada akhirnya dalam kurun waktu yang hampir 23 tahun Rasulullah SAW berhasil membangun peradaban Islam di Madinah. Dengan demikian jika peradaban Islam dibangun berdasarkan al-Qur’an maka sudah seharusnya peradaban itu jaya sampai sekarang.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melipah ruah, kita memiliki iklim dengan matahari seperti ini, 12 jam siang dan 12 jam malam dari bulan januari sampai desember secara terus menerus, artinya apapun yang kita tanam semuanya bisa tumbuh di Indonesia. Kita punya emas di Papua, batu bara di Kalimantan, minyak di Balikpapan, gas alam di Aceh, bahkan Indonesia memiliki hutan tropis terbesar di dunia. Kita telah merdeka selama 71 tahun, memang bukan usia yang muda, Nabi Muhammad SAW saja menerima wahyu pada usia 40 tahun (usia kematangan), namun demikiankenyataannya sampai dengan sekarang kita masih termasuk Negara Berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 5 %, angka kemiskinan cukup tinggi, pengangguran juga masih cukup tinggi. Ironis memang dengan penduduk 250 juta, 88 % diantaranya adalah muslim (220 juta) yang mendapatkan ajaran pertama dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW, yang diajarkan pertama kali adalah iqra’ bismirobbika (bacalah). Kita umat yang pertama kali diajarkan oleh Allah tentang membaca, umat-umat yang lain baik dalam Taurat maupun Injil tidak ditemukan perintah tersebut.
Jepang yang kondisinya pada tahun 1945 lebih parah dari kita, karena mereka dibombardir oleh bom atom Amerika sehingga menyebabkan kota Hiroshima dan Nagasaki hancur berantakan, yang bekas bom atom tersebut masih dirasakan sampai sekarang oleh Jepang, tetapi Jepang tidak butuh waktu 71 tahun, mereka hanya butuh waktu sekitar 23 tahun, hampir sama dengan waktu ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dan mengajarkannya kepada para sahabat. Jepang kemudian berhasil membalikkan kondisinya dan kemudian bangkit sebagai Negara Maju yang dibuktikan dengan adanya kereta api tercepat di dunia dengan kecepatan 400 km/jam yang tidak adatandingannya sampai sekarang. Jepang merupakan negara yang sangat tinggi perhatiannya terhadap dunia pendidikan. Bangsa yang sangat menghargai guru dan dosen. Bangsa yang menempatkan guru dan dosen sebagai masyarakat kelas 1. Inilah yang menyebabkan Jepang cepat membalikkan kondisi hanya dalam waktu 23 tahun. Itulah sebabnya ketika panglima perang lapor kepada kaisar, sekarang kita dalam perang dunia ke 2, kita menyerah kepada sekutu dan kemudian kaisar bertanya apakah ada guru yang mati pada perang dunia ke 2? lalu panglima perang mengatakan tidak ada guru yang mati, hanya tentara-tentara saja. Kaisar kemudian mengatakan kalau tidak ada guru yang mati maka kita bisa bangkit lagi sebagai Negara Maju.
Amerika dan Eropa maju karena dunia pendidikan mereka yang lebih baik, Jepang, Cina, Korea juga maju karena pendidikan. Pendidikan adalah yang membuat kita berbeda dengan bangsa lain. Indonesia baru mengakui guru yang profesional sejak ada undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005, yang namanya dosen dan guru profesional artinya semua tenaga dan pikiran dikorbankan untuk dunia pendidikan. Pemerintah sudah memberikan penghargaan kepada guru dan dosen yang dihargai dengan tunjangan sertifikasi, mudah-mudahan kondisi Indonesia menjadi lebih baik, paling tidak dengan adanya tunjangan 1 kali gaji pokok dapat merubah sedikit perilaku para guru dan dosen yang tadinya harus mencari pekerjaan sana sini sehingga sekarang mereka bisa fokus mengurus anak didiknya dengan baik.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia kalau dibandingkan dengan dunia maka kita masih berada pada urutan 84 dari 112 negara. Zaman Soeharto kita masih bangga menyebut we are the leader of Asia, lomba olah raga di Sea GamesIndonesia no 1 karena koleksi emas terbanyak, tetapi sekarang meskipun Indonesia jumlah penduduknya 60% dari ASEAN dan transaksi perdagangan di kawasan Asia Tenggara 60% transaksinya di Indonesia, tetapi posisi IPM kita di ASEAN no 6 di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina. IPM indikatornya adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dari ke tiga indikator tersebut yang menjadi faktor penentu adalah pendidikan. Itulah sebabnya Allah memerintahkan untuk membaca pertama kali, lakukan pendidikan pertama kali, karena dengan pendidikan kita akan menghasilkan ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan kita bisa membuat teknologi. Kalau kita sudah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maka pada akhirnya kita bisa menggali kekayaan alam sendiri sehingga kita bisa mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Dengan demikian maka pendidikan adalah gerbang ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan gerbang kesejahteraan masyarakat, pendidikan gerbang peradaban sehingga Rasulullah SAW membangun peradaban itu dengan pendidikan, membangun masyarakat Madani. Kita pernah memiliki Harun ar-Rasyid yang merupakan khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803, pada saat itu Amerika dan Eropa masih gelap gulita. Kita sudah memiliki seperti LIPI, lembaga ilmu pengetahuan Indonesia, kita memiliki koleksi buku terbesar di dunia. Selama 800 tahun kita sudah berjaya, namun apa yang terjadi sekarang kenapa kita mengalami kemunduran? Hal ini disebabkan karena kita meninggalkan apa yang diperintahkan oleh Allah yaitu iqra’ bismirobbika (bacalah). Seorang guru besar di Harvard University yang merupakan salah satu universitas terbesar ke tiga di Amerika mengatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari apa yang dibaca generasi bangsa dalam kurun waktu 23 tahun. Mau Indonesia maju atau mundur tergantung dari apa yang dibaca oleh anak-anak muda dalam kurun waktu 23 tahun. Semoga pada tahun 2045, saat Indonesia berusia 100 tahun di mana Indonesia memiliki jumlah penduduk produktif terbesar di dunia yang merupakan generasi emas harapan bangsa, Indonesia mampu menjadi salah satu dari 16 Negara Maju, aamiin.