Seminar Sumpah Pemuda : Membangun Idealisme Pemuda Sebagai Pilar Jati Diri Bangsa

Seminar Sumpah Pemuda

 Membangun Idealisme Pemuda Sebagai Pilar Jati Diri Bangsa

Dihadiri Oleh :
Bupati Lombok Timur                     :   H. M. Ali Bin Dahlan, S.H, M.BA (Ali BD)
Ketua DPD 1 KNPI Provinsi NTB     :   Hamdan Kasim, S.Pd., M.Si.
Dikpora Kabupaten Lombok Timur   :   Dr. Mastur Riadi, M.Pd.
Ketua STIT Palapa Nusantara         :   Drs. H. L. Moh. Fahri, M.H.

Bupati Lombok Timur, M. Ali Bin Dahlan menyampaikan pemuda saat ini kehilangan roh kepemudaan, contoh sederhana terlihat dari cara anda datang dan duduk. Saat ini pemuda mengalami penyakit yang sulit diobati yaitu ketidakdisiplinan. Kalau kita berbicara sumpah pemuda berarti kita berbicara semangat. Pada masa orde baru pemuda-pemuda disatukan menjadi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Pemuda itulah yang menggagas nama Indonesia. Peran pemuda di sini sangat penting, sehingga ada kata-kata yang menyatakan bahwa hari ini adalah hari bagi  orang-orang lansia tetapi  hari esok ditentukan oleh pemuda.
Ketua STIT Palapa Nusantara, L. Moh. Fahri menyampaikan sumpah pemuda adalah momen strategis dalam rangka membangkitkan semangat kebangsaaan terutama bagi para generasi muda. Untuk itu kita perlu mengencangkan semangat untuk mendukung dan mengapresiasi atas kecintaan ini dengan meningkatkan mutu atau kualitas SDM terutama bagi mahasiswa. Sumpah pemuda merupakan tonggak perjalanan sejarah, sehingga kita tidak boleh meremehkan dan melupakaannya, karena ini adalah sumber inspirasi yang menyeruakkan keyakinan dan komitmen sebagai satu kesatuan Negara Rebuplik Indonesia.
Ketua DPD 1 KNPI Provinsi NTB, Hamdan Kasim menyampaikan Negara Maju dan Negara Berkembang sedang happy membahas bonus demografi, di mana usia produktif lebih banyak dimiliki suatu Negara. Bonus ini bisa menjadi peluang sekaligus ancaman tergantung dari penduduk produktifnya, akan menjadi peluang jika penduduknya produktif dan kreatif, ahli dibidangnya dan juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sebaliknya akan menjadi ancaman apabila penduduknya malas-malasan, tidak belajar, tidak menguasai bahasa internasional dan tidak memiliki keterampilan. Untuk itu ada 4 hal yang harus dipersiapkan oleh generasi muda yaitu memiliki keahlian di bidangnya,  menguasai bahasa internasional, memiliki jaringan yang luas serta  menguasai teknologi. 
Perwakilan Dikpora Kabupaten Lombok Timur, Mastur Riadi menyampaikan mental pemuda zaman dahulu dan sekarang sangat berbeda sekali.  Dulu pemuda tidak boleh sekolah, kalau boleh pun itu sudah luar biasa dan mereka tidak bebas melakukan sesuatu, namun mereka tetap mampu membangun semangat dan menciptakan kemerdekan bagi bangsa Indonesia. Berbeda dengan pemuda saat ini yang memiliki banyak kemudahan-kemudahan namun kurang memanfaatkannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *